Agan punya makalah di berkas agan tentang kepemimpinan dan keorganisasian nih..., itung-itung bisa di share ke kalian dan bisa buat nambah ilmu kalian...,
ok check this out :)
ok check this out :)
KEPEMIMPINAN DAN KEORGANISASIAN
I.
PENDAHULUAN
Selama
masa hidupnya orang lebih banyak berada dalam keadaan saling mempengaruhi
dengan orang lain dari pada menyendiri, karena pada dasarnya orang tidak mampu
hidup sendiri. Hampir sebagian besar tujuan manusia hanya dapat terpenuhi
apabila yang bersangkutan berhubngan dengan orang lain. Hal ini terutama sekali
disebabkan karena orang mempunyai keterbatasan-keterbatasan dalam dirinya,
sehingga orang akan cenderung hidup berkelompok dengan orang lain.
Dalam
kehidupan masyarakat selalu ada kecenderungan munculnya seorang yang mempunyai
pengaruh terhadap orang lain dalam kelompoknya. Mereka adalah pemimpin yang
dalam segala bentuknya merupakan manifestasi dari system nilai dan system
sosial masyarakat.
Munculnya
seorang sebagai pemimpin dalam masyarakat disebabkan karena bakat yang
dimilikinya sejak dlam kandungan (teori genitas), atau melalui proses
pendidikan dan pengalaman yang cukup (teori sosial), atau bakat yang
dikembangkan melalui proses pandidikan yang teratur dan pengalaman yang cukup
(teori ekologi).
II.
KEPEMIMPINAN
A.
PENGERTIAN KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan/leadership
dapat diartikan sebagai proses kegiatan untuk mempengaruhi orang lain dalam
rangka mencapai tujuan. Walaupun masih banyak definisi lain yang dikemukakan
oleh para ahli, namun dapat disimpulkan bhwa esensi kepemimpinan adalah
mempengaruhi orang lain untuk bertindak guna mencapai tujuan tertentu. The
essence of leadership is influencing the actions of other.
Dari
definisi di atas tercakup tiga unsur yang merupakan kondisi sosial adari
leardership, yaitu :
•
kelompok manusia
•
tujuan kelompok
•
tanggung jawab
B.
TIPE-TIPE KEPEMIMPINAN
Berdasarkan
konsep, sifat dan cara seseorang memimpin dalam hal melaksanakan mengmbangkan
kepemimpinan dalam lingkungan yang dipimpinnya, dikenal beberapa tipe
kepemimpinan. Di antara tipe kepemimpinan yang pokok adalah
a)
Tipe Otokrasi (Authocratic Leadership)
Pada
cara memimpin yang otokrasi, pengambilan keputusan bisaanya hanya ditentukan
oleh diri pemimpin sendiri. Semua perintah, pemberian tugas dan pembagiannya
tanpa mengadakan konsultasi lebih dulu dengan orang yang dipimpinnya. Sementara
anak buah dituntut untuk patuh dan melaksanakan tugas yang diberikan tanpa
kompromi. Organisasi atau kelompok yang bersangkutan dianggap milik diri
pribadi sang pemimpin, sehingga pemimpin tidak menerima kritik, saran, serta
usul dari anak buah.
b)
Tipe Partisipatif
Tipe
Partisipatif sering juga dikenal dengan nama demokratis, di mana dalam
pengambilan keputusan serta kebijakan pemimpin melakukan koordinasi dulu dengan
anak buahnya. Jadi dalam tipe ini, ada komunikasi antara bawahan dan atasan.
Partisipatif,
didasarkan pada asumsi bahwa bawahan punya kemauan untuk membantu. Dalam hal
ini atasn tidak hanya memberi kesempatan pada mereka untuk berinisiatif, akan
tetapi juga mambantu mereka dalam melaksanakan tugas umpamanya dengan
memberikan fasilitas.
Pemimpinan
di sini bermaksud untuk mengembangkan rasa tanggung jawab bawahan dalam
mencapai tujuan, walaupun pada akhirnya tangung jawab pengambilan keputusan
terakhir terletak pada tangan pemimpin sendiri.
c)
Tipe Leisseez Faire (bebas)
Dengan
tipe ini, seorang pemimpin akan meletakkan tanggung jawab pengambilan keputusan
sepenuhnya pada bawahan. Di sini pemimpin hany sedikit saj atu hampr tidak sama
sekali tidak memberikan pengarahan. Para bawahan diberikan kebebasan sepenuhya.
Sudah barang tentu dengan cara ini maksud pemimpin adalah menganggap para
bawahannya sudah ... dan tahu apa kewajibannya.
Dalam
tipe ini pemimpin jarang sekali “turun” ke lapangan. Dia akan “turun” bila
benar-benar diangap perlu dan diminta bawahan untuk berkominikasi. Sebagai
akibatnya maka proses pengambilan keputusan menjadi lambat dan akan sering
terjadi saling lempar tangung jawab kepada orang lain.
C.
SYARAT-SYARAT KEPEMIMPINAN
Banyak
ahli yang mengemukakan tentang syarat-syarat atau sifat yang harus dimiliki
oleh seorang pemimpin, di mana dengan sifat tersebut seorang pemimpin dapat
berhasil dalam mengendalikan roda kepemimpinannya. Secara garis besar,
syarat-syarat kepemimpinan dapat dikemukakan sebagai berikut:
1.
Kuat, sehat jasmani maupun rohani,
2.
Berwibawa, mantab dan matang dalam
berfikir,
3.
Bijaksana, mempunyai perhitungan dan
perkiraan yang tepat, serta berpandangan jauh ke depan,
4.
Pandai menganalisa situasi dan tepat
serta cepat membuat keputusan yang disusul dengan tindakan pelaksanaan,
5.
Percaya pada diri sendiri, berpandirian
tetap, tegas serta tidak mudah digoyahkan,
6.
Percaya pada bawahan serta keampuan
bawahan,
7.
Berani mengambil resiko dan tanggung
jawab atas segala tindakannya,
8.
Jujur dan menjadi tempat kepercayaan
9.
Tekun, tidak mudah putus asa, selalu
dapat menciptakan cara pemecahan masalah Rukun dan pandai menciptakan suasana
persaudaraan antara seluruh anggota menjadi tanggung jawabnya, serta bersifat
mengayomi,
10.
Mampu menciptakan keadilan,
11.
Menarik dan pandai bergaul.
Sesuai
dengan falsafah bangsa Indonesia, maka beberapa ahli memberikan pengarahan
tentang kepemimpinan yang sebaiknya berkembang di Indonesia, yaitu kepemimpinan
yang mengatakan:
1.
Ketuhanan Yang Maha Esa,
2.
Hing Ngarsa Sung Tuladha,
3.
Hing Madya Mangun Karsa,
4.
Tut Wuru Handayani,
5.
Waspasa Purba Wasesa
III.
KEORGANISASIAN
A.
PENGERTIAN ORGANISASI
Banyak
ahli yang telah berusaha memberikan definisi terhadap organissi. Ada yang
berpendapat bahwa organisasi merupakan kumpulan orang (Gary J. Zent), ada yang
memberikan definisi proses embagian kerja (Oliver Sheldon, Van Miller, Joseph
L, dll). Ada pula yang mendefinisikan sebagai sistem kerjasama, sistem hubungan
atau sistem sosial (J. William Schulze, Herbert A. Simon, Edger F. Huse, dll).
Namun,
organisasi bikanlah hanya sekedar kumpulan orang serta pula bukan sekedar
pembagian kerja, karena pembagian kerjahanyalah salah satu asas organisasi.
Guna memudahkan penangkapan pengertiannya dapatlah kiranya disusun suatu
definisi organisasi secara sederhana dan dapat diterapkan dalam praktek sebagai
berikut :
“Organisasi
adalah sistem saling pengaruh antar orang dalam kelompok yang bekerjasama untuk
mencapai tujuan-tujuan tertentu.”
Dari
definisi yang sederhana ini dapat diketemikan adanya beberapa faktor yang dapat
menimbulkan organisasi, yaitu:
1.
Orang-orang
2.
Kerjasma
3.
Tujuan tertentu
Organisasi
itu tentunya dilengkapi dengan beberapa perangkat, antara lain:
·
Anggota
·
Pengurus
·
AD/ART
·
Tempat kerja/sekretariat.
B.
PENGELOLAAN ORGANISASI
Pengelolaan
organisasi ialah suatu upaya berfikir, berbuat melalui proses kerjasama,
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian berdasarkan
kamampuan yang ada untuk mecapai tujuan organisasi. Bagaimana organisasi
dikelola tidak lepas dari figur siapa yang berada dan menduduki posisi sentral
dari organisasi itu. Hal ini menyangkut masalah gaya kapamimpinannya, apakah
dia seorang yang demokratis, otoriter dan sebagainya.
Namun
dalam melaksanakan pengelolaan organisasi itu perlu diperhatikan beberapa hal
tentang keberadaan organisasi itu sendiri, antara lain:
1.
Tujuan Organisasi
Seorang
pemimpin harus mengetahui benar dan menghayati apa yang menjadi tujuan
organisasi. Tujuan harus jelas dan gamblang bagi semua orang, mudah ditangkap
dan tidak membuka kemungkinan salah tafsir. Tujuan organisasi harus menjadi
ukuran utama segala kegiatan yang dilaksanakan.
2.
Kepengurusan dan Struktur Kepengurusan
Kepengurusan
merupakan jantung dan otak pengelolaan organisasi. Dari sinilah adanya
pembagian tugas dan wewenang yang jelas. Penempatan personal yang duduk dalam
sebuah kepengurusan akan turut mempengaruhi keberhasilan pencapaian tujuan.
3.
Kondisi Organisasi
Kondisi
organisasi harus mendapat perhatian dalam mengelola organisasi, karena dengan
melihat kondisi organisasi kita akan mengetahui dan melihat apakah pengelolaan
organisasi itu baik atau tidak. Kondisi yang dimaksud di sini berhubungan
dengan SDM, SDA, posisi organisasi dan lain sebagainya.
4.
Keanggotaan Organisasi
Anggota
merupakan sumber daya yang melayani dan dilayani. Yang perlu diperhatikan dalam
masalah keanggotaan ini, adalah
a.
Jumlah anggota keseluruhan
b.
Jumlah angota yang aktif
c.
Jumlah anggota yang punya potensi
d.
Jumlah angota yang punya dedikasi tinggi terhadap organisasi.
C.
LANGKAH-LANGKAH PENGELOLAAN ORGANISASI
Langkah-langkah
pengelolaan organisasi adalah sebagai berikut:
1.
Planning (Perencanaan)
Pada
sat penyususan perencanan, kita harus memperhatikan :
·
Perencanan itu harus konsisten
dengan ciri dan tujuan organisasi,
·
Perencanan itu harus sesuai dengan
kondisi organisasi
·
Perencanan itu harus sesuai dengan
kemampuan yang ada, meliputi :
·
Sumber Daya Manusia
·
Dana
·
Kesiapan mental
·
Kemampuan waktu dan kesempatan serta
kemampuan yang lain.
2.
Organizing (Mengorganisir)
Dalam
organisasi kita mengorganisir dan menata susunan orang dan hubungannya secara
formal.
3.
Excuting (Memerintah)
Bagi
organisasi seperti OPA, memrintah bersifat tabu, karena di dalamnya didasarkan
atas asas kekeluargaan. Tapi paling tidak kita bisa menterjemahkan langkah ini
dengan menggunakan orang lain untuk melaksanakan keinginan kita.
4.
Coordinating (Mengkoordinir)
Dari
kemampuan dan kepentingan individu kita arahkan dan kita bawa mereka pada
kepentingan organisasi serta kita koordinasikan mereka dengan kepentingan
organisasi.
5.
Controlling (Mengendalikan)
Fungsi
control di sini untuk melihat kesalahan dan penyimpangan serta meluruskannya
untuk melihat sejauh mana organisasi telah berjalan.
D.
FAKTOR PENENTU EFEKTIFITAS ORGANISASI
Beberapa
faktor yang menentukan efektifitas organisasi antara lain :
a.
Kebijakan, termasuk sasaran organisasi
b.
Organisasi (definisi, tanggung jawab, dan hubungan) sebagai kerangka manajemen.
c.
Informasi manajemen, kebutuhan organisasi dan tuntutan lingkungan
d.
Motivasi
e.
Berbagai macam prosedur dan teknik.
E.
PERILAKU ORGANISASI
Perilaku
organisasi adalah suatu studi yang menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia
dalam suatu organisasi atau kelompok tertantu. Ini meliputi aspek yang
ditimbulkan dari pengaruh organisasi terhadap manusia. Tujuan praktis dari
penelaahan studi ini adalah untuk mendeterminasi bagaimana perilaku manusia itu
mempengaruhi usaha pencapaian tujuan organisasi.
Perilaku
organisasi dapat dipahami lewat suatu penelaahan bagaimana organisasi itu
dimulai, tumbuh dan berkembang, dan bagaimana pula struktur, proses dan nilai
suatu sistem tumbuh bersama-sama yang memungkinkan mereka mempelajari dan
disesuaikan dengan lingkungan. Jadi perilaku organisasi secara langsung
berhubungan dengan pengertian, ramalan, dan pengendalian tingkah laku
orang-orang di dalam suatu organisasi dan bagaimana perilaku orang-orang
tersebut mempengaruhi usaha-usaha pencapaian tujuan organisasi.
F.
PENGEMBANGAN ORGANISASI
Pengembangan
organisasi adalah suatu jawaban terhadap perubahan, suatu strategi pendidikan
yang kompleks, yang diharapkan untuk merubah kepercayaan, nilai-nilai, sehingga
organi sasi tersebut dapat lebih mampu menyesuaikan diri dengan teknologi,
masyarakat dan tantangan yang baru serta perputaran yang sangat cepat dari
perubahan itu sendiri.
G.
PERANAN PENDIDIKAN DALAM PENGEMBANGAN ORGANISASI
Kebijakan
“terima anggota sesudah itu kita usahakan peningkatan mutu” telah menggantikan
metode lama “terima anggota yang bermutu,” hal ini menambah pentingnya arti
pendidikan. Pendidikan harus membentuk tingkah laku individu kea rah tujuan
yang ditetapkan sebelumnya. Tetapi, pendidikan bukanlah merupakan tujuan akhir,
namun merupakan bagian-bagian dari tujuan yang lebih besar.
Efektifitas
pendidikan dinilai sehubungan dengan pencapaian perubahan tingkah laku yang
ditentukan dan dirumuskan sebelum usaha pendidikan. Sasaran utamanya adalah
memecah persoalan serta membawa perubahan bagi anggotanya.
Proses
pendidikan bersifat berkesinambungan, yang mana situasi pendidikan merupakan
relingan intensif yang dirancang untuk merangsang dan menggairahkan seluruh
proses belajar pada saat yang tepat dalam perjalanan antara titik tolak dengan
titik tujuan. Pendidikan merupakan cara menghubungkan daya rangsang intern yang
terpadu dari akal, sehingga dapat mendatangkan suatu pemikiran atau ide guna
mengembangkansuatu organisasi. Dengan pendidikan suatu organisasi berharap
mendapatkan anggota yang berkualitas serta mempunyai mental yang kokoh yang
dapat dibanggakan guna meneruskan kehidupan organisasi dalam mencapai tujuan
bersama serta mengembangkan organisasi sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan

